Skip to main content

Kepala Batu

Dua hari terakhir ini saya terserang flu ringan. Sangat tidak nyaman kalau bernafas, apalagi mau mencium. Sialan. Semoga ini hanya flu ringan dan besok sudah sembuh total. Semoga saja, kalau tidak sembuh,, yah pasrah saja sampai sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini sering sekali menyerang saya. Seorang bidan, teman saya, bilang katanya kemungkinan sistem imun saya tidak kuat. Dia menyarankan saya supaya rajin-rajin olahraga dan suruh saya minum obat ini dan itu (lupa). Tapi akhirnya obat yang disarankan itu tidak saya minum sama sekali. Gara-garanya saya malas pergi beli ke apotek. 

Saya sering kali mencap orang lain sebagai 'kepala batu'. Orang lain itu adalah orang terdekat saya sendiri. Tidak akan saya bilang pada orang yang belum saya kenal. Nanti dapat tinju, masalahnya saya tidak mau ditinju gratis. Saya bilangi mereka kepala batu karena kadang apa yang saya sarankan untuk kebaikan mereka sendiri malah tidak dikerjakan. Itu bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Rasanya enteng sekali bilangi mereka kepala batu haha. 


Sebenarnya saya sendiri yang kepala batu. Wila yang bilang itu sama saya. Dan itu benar, saya terkena flu seperti ini karena sikap kepala batu saya. Saya sudah berkali-kali diingatkan agar tidak mandi terlalu malam dan jangan terlambat makan. Mamak saya kadang rewel sekali mengingatkan masalah ini. Kalau mendengarnya gampang, tinggal mendengarkan apa yang dekatakan itu dan selesai masalah. Saya melaksanakan?. Tunggu dulu. 

Saya sering sekali mandi larut malam. Bagi saya itu penuh sensasi dan kesegaran. Tapi akibatnya tidak saya pikirkan. Kalau boleh jujur, itu tidak setiap malam. Yah, bagaimanapun juga tetap saja apa yang dibilang mereka sama saya tidak saya lakukan. Padahal itu demi kebaikan saya sendiri. Kalau urusan makan bagaimana?. Ini juga yang memprihatinkan. Sering sekali terlambat makan. Kalau ada yang tanya kenapa saya sering terlambat makan, ah saya juga tidak tau masalahnya. Yang jelas, saya tidak melakukan apa yang mereka minta itu supaya saya tidak terlambat makan. 

Bagaimana akan memperbaiki sistem imun tubuh jika pola makan sendiri tidak teratur?. Nah lho.. Karena pola makan tidak teratur maka yang terjadi adalah sistem pencernaan tidak berjalan dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan organ tubuh tidak tersuplai secara sempurna. Itu dia masalahnya. Saya tau penjabaran ilmiahnya, tapi pada tingkatan praktek itu diluar kendali. Semoga ini jadi pelajaran. Sebenarnya flu yang menyerang saya ini karena ulah saya sendiri. Flu sialan.

Foto: Dok pribadi

Comments

  1. syukurlah kalau kamu sudah mulai menyadari hal itu,bukan cuma saya yang bandel tapi kamu tuch yang lebih bandel lagi!!! hehehe
    semoga cepat sembuh,,,,,don't give up

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ma' tutu nene'

Budaya orang Indonesia menekankan kepada setiap generasi agar mengetahui garis keturunannya hingga beberapa generasi ke belakang. Orang-orang tua akan menurunkan silsilah keluarga itu kepada anak-anaknya secara lisan. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat kekeluargaan masyarakat Indonesia sangat erat, dan menjadi ciri tersendiri dalam tatanan masyarakat global.  Warisan budaya lokal kita sebagai masyarakat Indonesia sangatlah kaya. Ditambah dengan kearifan lokal yang terbentuk dalam pergaulan masyarakat sehari-hari semakin membuat kita bangga sebagai masyarakat Indonesia.  Tantangan bagi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Warisan budaya menjadi hal esensial untuk tetap kita jaga. Siapapun kita, baik birokrat ataupun sebagai penghulu adat.  Saya sendiri yang tumbuh dan berkembang dalam budaya Toraja sangat ditekankan untuk mengerti akan nilai-nilai budaya Toraja. Itu bukan menjadi pelajaran formal di sekolah tetapi se

Bangunan makam yang unik dari masyarakat Toraja

Halo semuanya, ini adalah tulisan ketiga yang saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang budaya lokal, terkhusus mengenai masyarakat Toraja yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan. Kali ini saya akan menulis kebiasaan masayarakat Toraja yang membangun makam bagi keluarga. Ini mungkin janggal kedengaran bagi sahabat blogger bahwa sebagian kecil/besar masyarakat Toraja membangun makan keluarga. Makam seperti ini secara umum di kenal dalam kalangan masayarakat Toraja dengan sebutan  ' patane ' atau ' patani '. Bangunan ' patane ' banyak variasinya, tapi secara umum desain dindingnya berupa bujursangkar atau persegi panjang. Bagian yang banyak divariasi adalah bagian atap. Salah satu 'patane' di daerah Kec. Bastem, Kabupaten Luwu. Courtesy of Joel Pasande 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 

Menyusuri jalan Trans Sulawesi dari Poso ke Palu

Perjalanan darat yang cukup lama saya lalui selama ini di pulau Sulawesi adalah jalur Makassar – Palopo atau sebaliknya yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam perjalanan. Waktu tersebut bisa menjadi sangat lama, atau bisa menjadi menyenangkan dengan sambil menikmati pemandangan selama perjalanan, tergantung bagaimana menikmati perjalanan tersebut.   Tanggal 26 Maret 2018 lalu saya berkesempatan menyusuri jalur darat yakni jalan Trans Sulawesi dari Kabupaten Poso ke Kota Palu. Kebetulan juga saya ada perjalanan dinas bersama beberapa rekan, dan atasan kami mengajak untuk melewati jalur darat. Saya menganggap jalur darat Poso-Palu ini cukup ringan, karena saya sejak kecil sudah terbiasa dengan jalur darat yang menantang, entah itu dari Palopo ke kampung saya, atau dari Palopo ke Toraja. Dalam benak saya, pengalaman jalur darat saya sudah banyak. Namun, dari informasi teman-teman di Poso jalur Trans Sulawesi dari Poso ke Palu rawan longsor, dan sering buka-tutup jalur. Pada saat Op