Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2011

9 Tipe Cewek Perokok

Saat ini perokok semakin bertambah banyak yah... Dahulu kebanyakan perokok dimonopoli para pria (cowok), tapi sekarang suasananya bergeser. Kaum wanita juga 'tak mau ketinggalan' untuk membakar dan menghisap cerutu lalu mengepulkan asapnya. Beda jaman, beda suasana. Emansipasi perokok tercipta dengan sendirinya tanpa gebrakan seorang pelopor.  Saya pernah bilang sama teman; "tuh cewek cantik, tapi sayang... dia perokok". Tapi itu dulu, dulu sekali. Kalau sekarang bagaimana?. Ehmm.. tunggu yah, saya pikir dulu.  Saya tertarik menulis catatan ini perihal cewek yang merokok gara-gara tadi malam saya bersama seorang teman sambil nongkrong dan minum cappucino di Taman Bungkul Surabaya, melihat-lihat keadaan sekeliling dan di sana kebetulan ada tiga orang cewek sedang merokok dengan gayanya masing-masing. Nah, kebetulan juga teringat sama teman kuliah dulu (wanita) yang merokok. Terlintaslah dalam otak saya untuk menulis catatan ini sekaligus saya dedikasikan bagi siapa s

Kalau saja Ramadhan itu…

Courtessy of Google Tak salah jika sanak saudara yang nun jauh di tanah rantau akan berusaha untuk pulang kampung. Semangat pulang kampung tetap menggebu, salaupun harus bersikut-sikutan membeli tiket. Itu belum seberapa. Perjuangan masih berlanjut di dalam bis/kereta/kapal laut hingga di atas aspal. Harus rela berbagi ruang kepada sesama pengguna tempat atau pengguna jalan. Ada yang bilang Ramadhan ini adalah momentum mobilisasi manusia terakbar di kolong langit. Memang sangat terasa. Jalur-jalur mudik sesak oleh kendaraan. Terlepas dari mobilisasi manusia… Terlepas dari sikut-sikutam berebutan tempat di atas kereta… Terlepas dari hasrat berbusana yang wah… Terlepas dari hidangan opor dan ketupat… Yang tersisa adalah esensi sesungguhnya dari Ramadhan yakni saling memberi maaf… Jika saja esensi Ramadhan itu terus dimalkan oleh setiap insan… Setiap hari akan banyak senyuman…. Tidak akan ada konflik karena dia yang berbuat salah meminta maaf meng

Panas terik, ingat makanan Kapurung dari Luwu

Kapurung buatan mama.  Begini nih jadinya kalau lagi jauh dari kampung halaman. Dikala berjuang mati-matian menghadapi dasyatnya terik matahari (halah lebay.. ), saya hanya bisa mengingat salah satu makanan yang pas disikat (disantap) pada saat terik matahari menyengat. Maklum, sudah beberapa hari di Kota Surabaya, kota kedua terbesar sejagad Indonesia. Mana ada kapurung di kota ini?, letaknya jauh dari habitatnya (sulsel - luwu). Mungkin ada orang sulsel yang bikin, tapi entah di mana. Saya juga belum menelusurinya ha ha ha.  Saat sinar matahari terasa sangat terik dan terasa membakar kulit, ada beberapa hidangan makanana/minuman yang cocok disantap sekedar sebagai pelepas dahaga. Misalnya saja es buah, minuman jus, es degan, es pisang ijo dan masih banyak teman-temannya. Itu semua sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Indonesia. Tinggal bagaimana menyesuaikan selera dengan pilihan hidangan yang ada, dijamin pasti fresh hehe. Ups, jadi ngiler :)).  Ada satu lagi ma

Bukan hanya penguasa yang boleh bohong, tukang parkir juga bisa…!

Sangat susah untuk mendapati orang jujur di negeri kita ini. Walaupun demikian saya masih optimis bahwa masih ada yang jujur, tapi pasti jumlahnya secuil. Masih ingat dengan kasus ibu Siami beberapa waktu lalu?. Beliau akhirnya diusir oleh warga tempat beliau menetap karena tindakan ibu Siami yang membeberkan perilaku contek massar di SDN Gadel II/577 Tendes tempat anaknya menuntut ilmu. Ibu siami dihujat oleh warga. Ibu Siami adalah salah satu potret orang jujur. Masih adakah yang lain?. Semoga. Apakah memang selalu ada konsekuensi ketika seseorang mencoba untuk berlaku jujur. Rasa-rasanya iya. Jujur akan mengantarkan seseorang mulai dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya bahkan sampai pada titik klimaks dibenci. Jujur akan mengantarkan seseorang terlalu lama mengumpulkan uang. Dan seterusnya. Begini-begini yang menyebabkan kurangnya jumlah manusia yang hidup dengan budaya kejujuran. Banyak yang tidak jujur, setiap tingkah laku justru menebar kebohongan. Ketidakjujuran s

Bangunan makam yang unik dari masyarakat Toraja

Halo semuanya, ini adalah tulisan ketiga yang saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang budaya lokal, terkhusus mengenai masyarakat Toraja yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan. Kali ini saya akan menulis kebiasaan masayarakat Toraja yang membangun makam bagi keluarga. Ini mungkin janggal kedengaran bagi sahabat blogger bahwa sebagian kecil/besar masyarakat Toraja membangun makan keluarga. Makam seperti ini secara umum di kenal dalam kalangan masayarakat Toraja dengan sebutan  ' patane ' atau ' patani '. Bangunan ' patane ' banyak variasinya, tapi secara umum desain dindingnya berupa bujursangkar atau persegi panjang. Bagian yang banyak divariasi adalah bagian atap. Salah satu 'patane' di daerah Kec. Bastem, Kabupaten Luwu. Courtesy of Joel Pasande 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 

Terkadang kita terlalu cepat berspekulasi

Ada baiknya jika informasi aktual tersebar begitu cepat, apalagi dalam zaman digital seperti ini. Saat ini kita didukung oleh teknologi untuk saling bertukar informasi dengan kecepatan data yang tinggi. Apa yang sedang terjadi di suatu tempat dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, bahkan ke seluruh dunia.  Selanjutnya informasi itu mau diapakan kembali lagi kepada pihak yang menjadi 'konsumen terkhir' dari produk informasi. Banyak hal yang bisa terjadi kemudian. Misalnya, ketika informasi tersebut sampai pada konsumen terakhir baik melalui media massa maupun elektronik, sang konsumen langsung mengkonsumsi informasi kemudian memberikan umpan balik. Umpan balik yang terjadi dapat berupa tanggapan ataupun meneruskan informasi itu kepada pihak lain. Umpan balik ini adalah akibat dari respon konsumen. Dengan demikian ada respon pada pihak yang menerima informasi pada titik akhir.

Anda merokok adalah kehormatan bagi kami

Merokok. Courtesy of coolboys-ragil.blogspot.com Selamat berjumpa kembali. Tulisan ini adalah tulisan kedua yang khusus saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang Bastem setelah sebelumnya saya menceritakan perihal ' Rumah Persekutuan Keluarga '. Ada banyak hal dari kampung halaman saya (Bastem) yang menurut saya cukup unik untuk dibagikan kepada para sahabat blogger dimanapun berada sekaligus dapat menambah wawasan mengenai keragaman budaya hingga kearifan lokalnya. Kali ini saya akan bercerita mengenai rokok dan siri yang dikaitkan dengan aktifitas sosial budaya masyarakat Bastem. Hal pertama yang perlu kita ketahui bersama bahwa mayoritas masyarakat yang mendiami wilayah Bastem adalah suku bangsa Toraja. Namun demikian, wilayah Bastem adalah bagian dari wilayah administrative Kabupaten Luwu yang beribukota Belopa. Hampir seluruh budaya (interaksi social) masyarakat Bastem merupakan merupakan budaya Toraja.

Rumah Persekutuan Keluarga

Halo semua,,, lama tidak bersua di blog ini.. Lama tak sempat menulis karena beberapa hari terakhir saya dan keluarga besar memiliki berbagai kesibukan (termasuk kesibukan malas) di kampung halaman. Sempat terpikir untuk menulis dan berbagi cerita dari tempat saya berada sekarang, namun sayangnya itu hanya terpikirkan… belum sempat tertuang dalam susunan aksara… he he he.. tapi syukurlah, malam ini (Sabtu, 30 Juli 2011) saya bisa menyempatkan diri untuk berbagi cerita. Hayo,,, kita mau cerita apa yah.. :-? ,,, Oke,,, ini mungkin hanya curcol dan sedikit curhat. Saya akan sedikit menceritakan tempat saya berada pada saat saya membuat catatan ini (Sabtu, 30 Juli 2011). Hitung-hitung saya juga memperkenalkan kearifan lokal masyarakat Bastem - Luwu kepada dunia. Yuk mari….! Tempat saya berada sekarang dalam bahasa Toraja disebut sebagai Banua Pa’rapuan Lengke’ atau Batua’riri atau Tongkonan . Kalau diterjamahkan dalam bahasa Indonesia disebut “Rumah Persekutuan Keluarg