Di sekitar lingkungan kita, tak jarang masyarakat hidup dalam kekurangan. Banyak keluarga tidak mampu yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kebutuhan anak-anak mereka terkadang terabaikan karena yang menjadi prioritas utama kegiatan harian adalah pemenuhan kebutuhan makan dan minum harian. Kebutuhan sandang, papan dan pendidikan kurang mendapat perhatian. Panti asuhan menjadi tempat bagi anak-anak yang kebutuhan sekundernya terabaikan itu. Di panti asuhan mereka adalah keluarga baru, menemukan saudara/i baru dan menjadi teman hidup sehari-hari.
Hari Sabtu (09/04/2011) kami segelintir teman-teman seperjuangan saat berorganisasi di UKSW menyempatkan diri berkunjung ke panti asuhan. Panti asuhan Dharma Bakti adalah tujuan kami. Panti asuhan ini letaknya dekat RS. Amanda (maaf saya lupa alamat lengkapnya). Kami tidak banyak, jari kedua tangan tak habis menghitung jumlah kami. Keinginan kami adalah ingin berbagi suka dengan adik-adik di panti asuhan.
Waktu kami tiba di depan pintu masuk ruang panti, anak-anak di sana menunjukkan raut muka yang sangat ceria menyambut kami. Padahal kami baru tiba, masih ada teman dalam perjalanan juga, apalagi setelah nanti main-main, pasti mereka tambah senang. Saya juga turut senang. Senang sekali.
Mereka inilah yang membutuhkan pelayanan dari rekan-rekan mahasiswa. Membina mereka, menguatkan mereka, memberi motivasi supaya tegar menjalani kehidupan. Di antara mereka ada yang sudah kehilangan orang tua. Orang tua mereka sehari-hari adalah pengasuh di panti atau satu yang tertua dari antara mereka di panti. Ada yang ‘dibuang’ dari keluarga, sehingga sangat membutuhan sosok ayah/ibu/saudara dalam hidupnya. Tak jarang dari mereka juga karena himpitan ekonomi keluarga. Orang tua mereka tak mampu meberi makan apalagi membiayai sekolah anak.
Pada saat kami datang, tak ada raut sedih di wajah mereka. Mereka senang. Kesedihan karena jauh dari keluarga tak lagi tergambar di wajah mereka. Warna kehidupan mereka bertambah lengkap ketika kami menjadi kenalan baru bagi mereka. Kini mereka tak lagi putus asa. Mereka memiliki cita-cita juga. Ingin menjadi dokter, designer, polisi, tentara hingga guru.
Kunjungan kami tak lama, hanya beberapa jam. Di sana kami beribadah singkat, bermain bersama kemudian mengobrol santai. Saat masuk sesi mengobrol santai, banyak kisah-kisah sedih yang mereka sampaikan. Semuanya tentang keluarga mereka yang kini jauh atau bahkan hingga saat ini sudah tiada. Tapi saat ditanya “apa cita-citamu?”, “mau jadi polisi”, jawab Thio dengan semangat. Semua dari kami yang ada di ruang tengah panti Dharma Bakti bahkan cerita kisah hidup masing-masing. Juga tak luput menyebutkan cita-cita.
Mungkin kunjungan kami ke Dharma Bakti sangat singkat, tapi paling tidak telah memberi satu warna bagi keceriaan anak-anak di panti asuhan.
Tuhan memberkati pelayanan kita.good job kawan
ReplyDeletesee me at http://iam.jamesfilemon.com
sama-sama kawan...
ReplyDeletemakasih sudah berkunjung hehehh