Ilustrasi : lindabasoes.blogspot.com |
Tadi sekitar pukul 10 saya baru selesai makan malam. Sebelumnya saya sempatkan diri menonton teman-teman main futsal di Arena. Mereka belum selesai main tapi saya dahulukan diri untuk pulang.
Sambil makan malam saya iseng buka Facebook, di sana ada beberapa notifikasi yang muncul. Saya tengok ternyata ada satu tulisan di-tag di akun saya. Sebuah tulisan dari saudari (*catatan : bukan yang dimaksud saudari kandung, tapi saudari ketemu gede heheheheh) saya. Tulisannya mengurai pertemuannya dengan seseorang yang bisa membuatnya geger, bergetar kaku hingga hampir jatuh sempoyongan.
Saya cukup kenal dengan saudariku ini. Kami bahkan sangat akrab. Sekarang terlihat seperti kakak adik. Siapa yang kakak dan siapa yang adik, tidak tau, pokoknya terlihat seperti itu. Dia seorang wanita 23 tahun dan saya sendiri cowok 22 tahun. Dia tak pernah menyebut nama jika dia menyapa/memanggilku. Dia malah panggil saya dengan kata 'papah'. Awalnya saya tidak tau dari mana asal-muasal kata itu hingga sekarang dia terbiasa. Terakhir baru saya sadar, ternyata panggilan itu asalnya dari nama saya sendiri. Nama lengkap saya disingkat kemudian ditambah huruf '/h' di belakang. Jadilah saya seorang 'bapak' yang dipanggil anaknya dengan sebutan "papah". "Aneh-aneh aja" pikirku,, (waktu itu pertama kali dipanggil). Tapi saya cuek saja, santai ajaaaaaaaaaa....
Mengenai note yang di-tag ke akunku itu, saya sempatkan diri untuk membaca semuanya dan memberikan sedikit komentar di bawah kolom komentar. Sebenarnya dia sudah pernah ceritakan mengenai kejadian itu. Waktu itu pagi-pagi saya tiba-tiba main ke kostnya. Tidak ada yang memintaku dan tidak ada yang menyuruhku jalan ke sana. Tiba-tiba saja. Sebelunya hanya bertegur sapa di FB, kami sama-sama baru bangun pagi. Kabar tidak baiknya (tidak enak badan) yang mungkin menyuruhku ke sana. Sesampaiku di sana, dia masih kelihatan 'kacau'. Maklum orang baru bangun dan belum beres-beres kamar juga. Sama saja.. di kamar kostku pemandangannya juga begitu . Kacau-balau. Hanya pemandangan alam di luar yang bagus, apalagi kalau memperhatikan sinar matahari pagi yang mulai menyinari kamar kost.
Ngobrol, tanya-tanya kabar sebentar kemudian lanjut cerita-cerita. Memang sudah beberapa hari bahkan sudah hitungan minggu saya tidak ngobrol banyak dengan saudariku ini. Saya biasanya cerita polos sama dia kalau ketemu dan ada waktu bicara panjang lebar. Pernah hampir menghabiskan waktu seharian hanya buat ngobrol di rumah makan Jepang (saya lupa namanya). Gila kan? hwehwehwehwehweh....
Banyak hal yang saya korek dari saudariku ini. Tapi sebenarnya tidak perlu untuk saya ceritakan semua di sini. Tunggu saya dapat restu dulu.hehehhehehehhe...
Oyah, ada satu hal yang membuat saya tidak mengerti. Memang cinta itu sulit dimengerti. Cinta?... iya itulah cinta. Senyawa kimiawi tak berwujud yang mampu membuat dua hati tarik-menarik.
Tadi setelah makan malam, saya sempatkan baca note-note yang ditulisnya (saudariku) ini. Memang dia pintar menulis. Saya juga suka menulis, tapi mungkin belum bisa dikategorikan penulis pintar hehehehhehehe.... beberapa note yang telah dia tulis aku baca, bahkan tulisan di blog Friendsternya. Entah apa yang meracuni pikiranku malam ini sampai saya penasaran 'membongkar' tulisan-tulisannya. Mungkin gara-gara note yang dia tag di akun FB saya hari ini. Ada satu notenya yang saya baca ulang semuanya. Judulnya "bifurkasi (ketika keyakinan berhadapan dengan inkonsistensi)". Tulisan inilah yang membuat saya dulu bertanya-tanya dan saya tidak pernah mengerti jawabannya hingga berbulan-bulan. Salah satu penggalan paragrafnya seperti ini "Saya wanita, 23 tahun dengan status "single but not available" alias sedang "indenisasi". Hahah... Saya terikat komitmen yang mengharuskan saya untuk tetap single. Namun dua bulanan ini, ada seseorang yang tanpa saya sadari mendapat ruang di hati saya.". Semenjak saya membaca tulisan itu, saya tidak pernah bertanya sama dia mengenai siapa yang dimaksudkan dalam tulisan itu. Walaupun saya sangat dekat sama dia tapi untuk hal ini saya tidak beranikan diri tanyakan. Menurutku itu sudah masuk ruang privatnya. Biasanya dia ceritakan apa saja yang dia alami sampai urusan cinta-cinta sekalipun dia bagi. Tapi untuk masalah siapa yang dia maksud dalam tulisan itu tidak pernah dia singgung. "Hmmm mengerti"... saya hanya senyum santai kalau mengingatnya. heheheheeh :)
Sebelum lanjut, di twitter kami juga berteman, saling follow. Status twitternya kadang bikin saya semakin mengerti. Mengerti akan tulisan "bifurkasi" itu. Pasti ada satu alasan mengapa ia tidak terbuka pada saya tapi saya tak tak tau juga alasan itu. Dari status twitternya saya tau kalau dia sedang atau habis bersama orang yang dia maksud mengambil tempat di hatinya. "Heheheh,, baguslah" pikirku.
Saudariku ini boleh dibilang sebagai saudari yang taat pada Tuhan. Dia yakin dan percaya akan rencana-Nya. Dia memiliki rencana yang indah kepada setiap manusia, itulah yang menjadi keyakinannya selama ini. Dari hasil ngobrol-ngobrol saya dengan dia, dia kadang menceritakan mengenai 'tanda/sign' kalau Bapa masih tetap setia pada janji-Nya. Saya salut pada dia. Paling tidak sebagai motivasi juga bagiku untuk memelihara kehidupan rohaniku.
Tak mengherankan jika dalam tulisan "bifurkasi..." dia mengungkapkan tentang keyakinannya. Dari keyakinan inilah dia berkomitmen. Dan hingga sekarang komitmen itu masih dia jaga. Sungguh luar biasa...!
Pagi itu kami lanjut cerita banyak hal. Tema besarnya adalah cinta. 'Cin(T)a?'. Biasanya, saya orang paling tertutup ngomong masalah itu sama orang lain kecuali jika orang yang saya sangat percaya Makanya ada yang bilang saya 'misterius'. Tapi kalau sama dia? hmmmm... mengalir deras tanpa hambatan. Stoppppppppp...!! tulisan pada paragraf ini sepertinya tidak perlu dilanjutkan. Lanjut pada paragraf berikut.
Beberapa hari ini dia sakit, makanya jarang berkumpul bersama kami. Biasanya kami hingga larut malam bersantai di Kopi Bakar, tapi akhir-akhir ini dia jarang kelihatan. Saya tanyakan "kenapa kok saya tidak di kasi tau??". "kamu kan sibuk skripsi toh pah", jawabnya. Ya saya tidak bisa berkata apa-apa lagi dengan jawawab itu. Selama dia sakit, ada seseorang yang penuh perhatian merawatnya. Seorang cowok.
Pagi itu saya baru mengerti semua tentang tulisan "bifurkasi..". Pertanyaan-pertanyaanku selama ini kini terjawab sudah. Dan saya cukup kaget dengan fakta yang ada.
Kini saya berada pada posisi poros tengah tapi tidak dapat berbuat banyak. Biasanya poros tengah sebagai penentu kiblat, contoh keberhasilannya adalah dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI dan juga peranan strategis dalam meredakan perang dingin. Tapi saya (poros tengah?)?. Tidak bisa apa-apa.
Di sini posisiku mesti netral, tidak memihak kanan dan atau kiri. Saya senang dan bahagia seorang temanku menyayangi saudariku ini. Dia sangat sayang. Tapi, apapun yang terjadi, saudariku tetap berpegang pada imannya dan percaya pada janji-Nya. Kami bertiga sangat akrab, tidak tau juga apa sebabnya. Memang pernah terlibat dalam satu kepengurusan kelembagaan atau mungkin juga karena bintang horoskop kami semua sama. Satu sisi saya memberikan semangat dan mendukung saurdariku ini tetap berpegang teguh pada janji-Nya. Karena saya juga meyakini bahwa Dia memiliki rencana indah bagi semua manusia. Pada sisi lain saya juga memberi semangat pada rekanku untuk tetap menyatakan sayangnya kepada saudariku.
Saya sangat menghargai mereka berdua. Dannnnnnnnnnnn...........................
Itulah cinta. Kadang sulit dimengerti. Saya juga tidak mengerti seperti ini kisahnya. Yang akan menjawab adalah Tuhan Sang Maha tau. Dan Dia akan memprosesnya seiring perjalanan waktu.
Comments
Post a Comment