Skip to main content

Menyantap Bubur Manado di Manado

Kali ini saya berkesempatan mengunjungi Kota Manado. Berangkat dari Makassar menggunakan maskapai Lion Air dan tiba di Bandara Samratulangi pada pukul 15.20 Wita. Dari Bandara Sam Ratulangi saya menyewa kendaraan roda empat menuju Kota Manado. Ada juga taxi bandara dengan tariff Rp.120.000. Karena pesawat yang saya tumpangi tiba sore hari maka untuk menghindari macet saya memilih melalui jalur ring road. Jarak Bandara ke Manado sejauh 18 Km, estimsi waktu tempuh 40 menit.
 
Di Manado ada banyak hal yang bisa dinikmati sebagai seorang traveler maupun sebagai penikmat kuliner. Destinasi yang paling terkenal tentu saja Bunaken, namun sayang sekali saya belum pernah ke sana. Salah satu kuliner klasik yang paling saya sukai di Manado adalah bubur manado. Bubur manado sangat gampang didapatkan di Manado, dan sepertinya semua hotel di Manado menyediakan menu tersebut.
 
bubur manado cui..
Bubur Manado atau biasa juga disebut Tinutuan adalah masakan yang bahan utamanya terbuat dari bubur beras dicampur dengan jagung dan labu kuning dan juga beberapa bumbu tradisional. Bisa googling mengintip menunya. Hal yang membuat Tinutuan menjadi khas adalah tambahan sayuran daun segar seperti daun bayam dan kangkung ke dalam masakan bubur. Jangan lupa dilengkapi dengan sambal roa. Sambal roa juga khas dari Manado dengan bahan utamanya adalah ikan roa.
 
Sayuran daun untuk dimasukkan kedalam bubur.
Tidak ada cara khusus untuk menikmati bubur Manado, sama saja dengan bubur lainnya. Yang penting pada saat mau menyantap bubur manado, sayur segar jangan dimasak bersama bubur dalam waktu lama. Sayur segar dimasukkan sebentar saja kedalam bubur campuran beras, labu  dan jagung yang sudah matang, tunggu sebentar hingga sayurnya layu, bubur langsung diangkat dan didinginkan. Tambahkan gorengan ikan asin atau kripik ikan dan tambahkan sambal roa, bubur manado siap untuk dinikmati.
 
 
 
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Ma' tutu nene'

Budaya orang Indonesia menekankan kepada setiap generasi agar mengetahui garis keturunannya hingga beberapa generasi ke belakang. Orang-orang tua akan menurunkan silsilah keluarga itu kepada anak-anaknya secara lisan. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat kekeluargaan masyarakat Indonesia sangat erat, dan menjadi ciri tersendiri dalam tatanan masyarakat global.  Warisan budaya lokal kita sebagai masyarakat Indonesia sangatlah kaya. Ditambah dengan kearifan lokal yang terbentuk dalam pergaulan masyarakat sehari-hari semakin membuat kita bangga sebagai masyarakat Indonesia.  Tantangan bagi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Warisan budaya menjadi hal esensial untuk tetap kita jaga. Siapapun kita, baik birokrat ataupun sebagai penghulu adat.  Saya sendiri yang tumbuh dan berkembang dalam budaya Toraja sangat ditekankan untuk mengerti akan nilai-nilai budaya Toraja. Itu bukan menjadi pelajaran formal di sekolah tetapi se

Bangunan makam yang unik dari masyarakat Toraja

Halo semuanya, ini adalah tulisan ketiga yang saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang budaya lokal, terkhusus mengenai masyarakat Toraja yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan. Kali ini saya akan menulis kebiasaan masayarakat Toraja yang membangun makam bagi keluarga. Ini mungkin janggal kedengaran bagi sahabat blogger bahwa sebagian kecil/besar masyarakat Toraja membangun makan keluarga. Makam seperti ini secara umum di kenal dalam kalangan masayarakat Toraja dengan sebutan  ' patane ' atau ' patani '. Bangunan ' patane ' banyak variasinya, tapi secara umum desain dindingnya berupa bujursangkar atau persegi panjang. Bagian yang banyak divariasi adalah bagian atap. Salah satu 'patane' di daerah Kec. Bastem, Kabupaten Luwu. Courtesy of Joel Pasande 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 

Oleh-oleh Cerita Liburan dari Salatiga

Halo semuanya,,,, Bulan Desember ini pasti kalian pada menikmati liburan. Begitu pula denganku, semenjak tanggal 3 bulan ini, kegiatan perkuliahan reguler kampus kami mulai libur. Liburnya cukup lama, hingga sebulan lebih mengingat kami akan aktif berkuliah kembali tanggal 4 Januari 2011 untuk Semester Genap Tahun Ajaran 2010-2011. Ini adalah liburan terlama dalam satu tahun ajaran dan kebetulan bertepatan dengan nuansa Natal.  Di kampus saya (Universitas Kristen Satya Wacana) mayoritas mahasiswanya adalah pendatang dari hampir seluruh penjuru tanah air. Berada dalam linkungan UKSW sendiri serasa di TMII. Kelompok-kelompok mahasiswa sangat diwarnai dengan berbagai latar suku, bahasa, ras, bahasa bahkan agama. Secara tidak langsung kita sudah belajar toleransi kultural di lapangan. Sangat senang berkuliah di sini. Kini memasuki masa libur panjang. Keriuhan UKSW sedikit teredakan, di kampus yang ada hanya pepohonan hijau yang semakin rimbun, para petugas keamanan kampus yang masih ra