Skip to main content

Pengajar yang berdampak

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok dan wajib bagi perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Tingkat pendidikan suatu masyarakat akan menjadi indikator perkembangan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai taraf idealnya maka seluruh stakeholder dalam masyarakat dituntut untuk bahu membahu menumbuhkembangkan masyarakat yang terdidik.

Dalam konteks Negara, Republik Indonesia juga turut terlibat dalam pengaturan pendidikan bagi rakyatnya. Hal ini terlihat jelas dalan konstitusi Negara Indonesia dimana dinyatakan bahwa salah satu  tugas dan tanggung jawab Negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan tidak hanya dikiblatkan untuk mengembangkan serta memperkaya ilmu pengetahuan individu (sains), namun lebih dari itu. Berbicara mengenai pendidikan juga berbicara mengenai tanggung jawab moral. Manusia terdidik akan melaksanakan tuntunan hidupnya secara arif dan bijak serta berwawasan luas dalam memandang sebuah objek.

Masyarakat yang terdidik tidak hanya ditunjukkan dari berapa banyak orang yang telah menempuh jenjang pendidikan formal hingga pada tahap akhir, atau berapa banyak orang yang telah menunjukkan kepakarannya dalam bidang ilmu pengetahuan namun akan terlihat dari masyarakat (human) secara utuh. Dalam kaitannya dengan Negara Indonesia telah banyak pakar yang menunjukkan hasil karya dibidang ilmu pengetahuan. Akan tetapi kemudian timbul pertanyaan, apakah dengan demikian masyarakat Indonesia telah terdidik? dengan menilik kasus-kasuk criminal hingga criminal secara sistematis yang terjadi akhir-akhir ini, pertanyaan tersebut di atas akan memperoleh jawaban  mengecewakan.

Untuk menggalakkan pendidikan dengan misi mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Negara telah memfasilitasinya melalaui jalur-jalur formal hingga jalur non formal. hal ini merupakan perwujudan sebuah Negara yang mengarahkan masyarakatnya pada perkembangan.
Berbicara mengenai pendidikan, secara eksplisit dapat diidentifikasi actor-aktor yang berkontribusi didalamnya. Actor utama adalah tenaga pendidik/pengajar dan murid. Mereka yang menjadi motor dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa disamping masyarakat yang menjadi penopang atau actor kedua dalam proses pendikan formal ini.

Mendidik tidak tepat dikonotasikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan (sains) dari guru kepada murid namun proses mengisi ruang pikiran seorang murid secara sadar. Ruang pikiran itu sangat luas karena berkaitan erat dengan jutaan sel otak yang menghidupkan alam sadar pemikiran manusia. Proses pendidikan berlangsung terus-menerus mengikuti kesadaran pikir manusia itu.
Pendidikan dalam kerangka mencerdaskan kehidupan masyarakat merupakan proses secara keseluruhan, sorotan utama dalam hal ini adalah hubungan dua arah antara guru dan murid. Mengingat murid merupakan peserta didik mulai dari usia dini hingga dewasa cenderung masih banyak ruang kosong (dibanding dengan guru yang telah melaluinya terlebih dahulu) yang perlu diisi, maka para guru memiliki tanggung jawab besar dalam proses pendidikan. Walaupun hipotesa tersebut masih kemungkian kurang tepat akan tetapi yang perlu digarisbawahi adalah tanggung jawap para guru dalam mentransformasikan ilmu kepada para murid.

Secara formal, tugas utama para guru telah jelas bahwa aktifitas utama di sekolah adalah memberikan pelajaran kepada murid. Proses pendidikan jika hanya dilihat dari sudut pandang pengajaran formal yang diberikan para guru kepada murid masih sangat minim. Mengapa? Karena kembali mengingat tanggung jawab semua stakeholder dalam proses pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Realita yang terlihat bahwa para guru merasa telah menunaikan tugas jika jam mengajar telah penuh diisi dengan memberikan pelajaran formal. Tidak mendikotomikan ruang formal pendidikan berdasarkan jejang tetapi terlihat pada semua jenjang. Pendidikan tinggi juga termasuk didalamnya.

Proses pendidikan yang digalang baik secara formal maupun non formal perlu dipastikan bahwa tenaga pendidik yang menunaikan tugasnya tetap pada koridor ‘penyadaran’ para murid. Seperti saya sebutkan diatas bahwa ruang pikir manusia sangat luas, sehingga seorang murid yang sedang mendalami ilmu pengetahuan perlu diarahakan oleh para guru untuk mampu berfikir kritis. Sehingga bukan hanya ilmu pengetahuan yang diterima dari guru namun proses transformasi ruang pikir. Para pengajar (guru) perlu memasatikan bahwa para murid telah memberikan dampak baik dalam masyarakat.

Inspirasi dari hasil diskusi bersama Arief Budiman di kediamannya (Salatiga), Kamis, 30 September 2010.

Comments

Popular posts from this blog

Ma' tutu nene'

Budaya orang Indonesia menekankan kepada setiap generasi agar mengetahui garis keturunannya hingga beberapa generasi ke belakang. Orang-orang tua akan menurunkan silsilah keluarga itu kepada anak-anaknya secara lisan. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat kekeluargaan masyarakat Indonesia sangat erat, dan menjadi ciri tersendiri dalam tatanan masyarakat global.  Warisan budaya lokal kita sebagai masyarakat Indonesia sangatlah kaya. Ditambah dengan kearifan lokal yang terbentuk dalam pergaulan masyarakat sehari-hari semakin membuat kita bangga sebagai masyarakat Indonesia.  Tantangan bagi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Warisan budaya menjadi hal esensial untuk tetap kita jaga. Siapapun kita, baik birokrat ataupun sebagai penghulu adat.  Saya sendiri yang tumbuh dan berkembang dalam budaya Toraja sangat ditekankan untuk mengerti akan nilai-nilai budaya Toraja. Itu bukan menjadi pelajaran formal di sekolah tetapi se

Bangunan makam yang unik dari masyarakat Toraja

Halo semuanya, ini adalah tulisan ketiga yang saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang budaya lokal, terkhusus mengenai masyarakat Toraja yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan. Kali ini saya akan menulis kebiasaan masayarakat Toraja yang membangun makam bagi keluarga. Ini mungkin janggal kedengaran bagi sahabat blogger bahwa sebagian kecil/besar masyarakat Toraja membangun makan keluarga. Makam seperti ini secara umum di kenal dalam kalangan masayarakat Toraja dengan sebutan  ' patane ' atau ' patani '. Bangunan ' patane ' banyak variasinya, tapi secara umum desain dindingnya berupa bujursangkar atau persegi panjang. Bagian yang banyak divariasi adalah bagian atap. Salah satu 'patane' di daerah Kec. Bastem, Kabupaten Luwu. Courtesy of Joel Pasande 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 

Menyusuri jalan Trans Sulawesi dari Poso ke Palu

Perjalanan darat yang cukup lama saya lalui selama ini di pulau Sulawesi adalah jalur Makassar – Palopo atau sebaliknya yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam perjalanan. Waktu tersebut bisa menjadi sangat lama, atau bisa menjadi menyenangkan dengan sambil menikmati pemandangan selama perjalanan, tergantung bagaimana menikmati perjalanan tersebut.   Tanggal 26 Maret 2018 lalu saya berkesempatan menyusuri jalur darat yakni jalan Trans Sulawesi dari Kabupaten Poso ke Kota Palu. Kebetulan juga saya ada perjalanan dinas bersama beberapa rekan, dan atasan kami mengajak untuk melewati jalur darat. Saya menganggap jalur darat Poso-Palu ini cukup ringan, karena saya sejak kecil sudah terbiasa dengan jalur darat yang menantang, entah itu dari Palopo ke kampung saya, atau dari Palopo ke Toraja. Dalam benak saya, pengalaman jalur darat saya sudah banyak. Namun, dari informasi teman-teman di Poso jalur Trans Sulawesi dari Poso ke Palu rawan longsor, dan sering buka-tutup jalur. Pada saat Op