Mengakui mengandung makna bersiap terhadap segala konsekuensi yang akan timbul dari keputusan pengakuan itu. Disamping bicara mengenai pengakuan tulus, ada juga pengakuan tidak tulus yang hanya bermodalkan retorika. Hanya dinyatakan lewat ucapan kemudian menjadi pengakuan semu, palsu. Jika dikaitkan dengan teologi Alkitabiah, pengakuan umat berarti mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Pengakuan ini bertalian erat dengan iman dan dalam menjalaninya bersiap melakukan segala perintah-perintahNya. Itulah yang menjadi fondasi dibangunnya jemaat Kristus. Kesemuanya itu adalah catatan kritis dari hasil PA (Pendalaman Alkitab) kami sore tadi.
PA kali ini kebetulan saya yang pimpin. Kami hanya berempat, jadinya saya memimpin tiga orang dalam mendalami Alkitab. Sama-sama belajar, bukan berarti saya memimpin karena saya lebih mengerti. Awalnya mengundang rekan-rekan lain, tapi mungkin saja kali ini mereka semua sibuk dengan urusan lain. PA ini adalah bagian dari aktivitas GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), tahun baru ini untuk ketiga kalinya diadakan. Diadakan sekali seminggu, sebelumnya sudah dua kali dilaksanakan. Pertemuan pertama diikuti sekitar 10an orang, pertemua kedua diikuti 14 orang dan tadi sore empat orang saja. Secara kuantitas, itu adalah bilangan yang kecil tapi kami tetap jalan sesuai rencana. Yakinlah bahwa dimana ada satu atau dua orang bertemu disitulah Yesus berada. Yesus Kristus tidak menuntut orang banyak untuk memuliakan Dia tetapi menginginkan setiap orang yang lapar akan makanan rohani untuk datang kepadaNya.
Baru kali ini juga saya memimpin sebuah PA, kalau berkhotbah dalam ibadah sebenarnya sudah lebih dari sekali. Saya mencoba menggali teks dalam Matius 16:13-20, menginterpretasiakannya, mengkontekstualkannya kemudian kami diskusikan.
Comments
Post a Comment