Skip to main content

Become a Speaker of the Student's Representative Council in UKSW

'Coordinating Meet' opening/www.uksw.edu
In Universitas Kristen Satya Wacana, there are some student's organizations. The largest one of those organizations is Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan is a coordinating institution for students to establish their function and basic role as a part of the university. Lembaga Kemahasiswaan has some organs to establish it's main role. One of them is Student's Representative Council (Badan Perwakilan Mahasiswa). Student's Representative Council has seven main functions, representative, advocacy, recommendation, legislative, budgeting, controlling and recruitment. Members of the Student's' Representative Council is student who elected from "Student Election". That elected student became a representative of the constituent, in this case the students of his/her faculty.


The Student's Representative Council is chaired by a Speaker, General Secretary and some Commission hairs. All of them are elected from membership.


Period 2009-2010, i was elected to chair this institution. Become a Speaker of the Student's' Representative Council in UKSW is a great duty. It needs a great responsibility and integrity. Become a Speaker, is become a UKSW's students representative. All of them are constituent.


Become a Speaker is a key position, because he will run his function inside and outside of University. I was elected on July 24, 2009. General Secretary and all Commission Chairs were elected on July 28, 2009. Yosua Yoga Wicaksono was elected as a General Secretary, but on August 28, 2009 he was retired from the function. His position was changed by Martinus H. H. Madjangga. On the Commissions, the Chairs are Dennist (Commission A), Reima Afluria Widhiyanti (Commission B), Victor Eka Anugrah (Commission C), Daniswari Gita Purbasari (Commission D) and Syaloom Pasau' (Commission E). As a Speaker of the Student's Representative Council, this is my firs time as a top leader in organization. This experience is so captivate for me.


There are many things we have done as a Student representative. Our activities are part of the student representative. In order to established the student representative functions like representative, advocacy, recommendation, legislative, budgeting, controlling and recruitment, we have mustered student's aspiration, compiled them, process them and hand it to the either party. although not all of the student's suggestion we collect but all things we have done are our service for the student. We have tried to do the best, but we have the limitedness.


I thank for all of UKSW students and all my close friends in the Student's Representative Council.
I can't stand without your hand.
Finally i would like to shout a jargon,,,,,
The jargon that always burn Indonesian student's soul keep moving........


"Hidup Mahasiswa,.......!!"

Comments

Popular posts from this blog

Ma' tutu nene'

Budaya orang Indonesia menekankan kepada setiap generasi agar mengetahui garis keturunannya hingga beberapa generasi ke belakang. Orang-orang tua akan menurunkan silsilah keluarga itu kepada anak-anaknya secara lisan. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat kekeluargaan masyarakat Indonesia sangat erat, dan menjadi ciri tersendiri dalam tatanan masyarakat global.  Warisan budaya lokal kita sebagai masyarakat Indonesia sangatlah kaya. Ditambah dengan kearifan lokal yang terbentuk dalam pergaulan masyarakat sehari-hari semakin membuat kita bangga sebagai masyarakat Indonesia.  Tantangan bagi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Warisan budaya menjadi hal esensial untuk tetap kita jaga. Siapapun kita, baik birokrat ataupun sebagai penghulu adat.  Saya sendiri yang tumbuh dan berkembang dalam budaya Toraja sangat ditekankan untuk mengerti akan nilai-nilai budaya Toraja. Itu bukan menjadi pelajaran formal di sekolah tetapi se

Bangunan makam yang unik dari masyarakat Toraja

Halo semuanya, ini adalah tulisan ketiga yang saya kelompokkan ke dalam tulisan tentang budaya lokal, terkhusus mengenai masyarakat Toraja yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan. Kali ini saya akan menulis kebiasaan masayarakat Toraja yang membangun makam bagi keluarga. Ini mungkin janggal kedengaran bagi sahabat blogger bahwa sebagian kecil/besar masyarakat Toraja membangun makan keluarga. Makam seperti ini secara umum di kenal dalam kalangan masayarakat Toraja dengan sebutan  ' patane ' atau ' patani '. Bangunan ' patane ' banyak variasinya, tapi secara umum desain dindingnya berupa bujursangkar atau persegi panjang. Bagian yang banyak divariasi adalah bagian atap. Salah satu 'patane' di daerah Kec. Bastem, Kabupaten Luwu. Courtesy of Joel Pasande 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 'patane' di daerah gunung Singki', Toraja Utara. Courtesy of Aswan Pasande. 

Menyusuri jalan Trans Sulawesi dari Poso ke Palu

Perjalanan darat yang cukup lama saya lalui selama ini di pulau Sulawesi adalah jalur Makassar – Palopo atau sebaliknya yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam perjalanan. Waktu tersebut bisa menjadi sangat lama, atau bisa menjadi menyenangkan dengan sambil menikmati pemandangan selama perjalanan, tergantung bagaimana menikmati perjalanan tersebut.   Tanggal 26 Maret 2018 lalu saya berkesempatan menyusuri jalur darat yakni jalan Trans Sulawesi dari Kabupaten Poso ke Kota Palu. Kebetulan juga saya ada perjalanan dinas bersama beberapa rekan, dan atasan kami mengajak untuk melewati jalur darat. Saya menganggap jalur darat Poso-Palu ini cukup ringan, karena saya sejak kecil sudah terbiasa dengan jalur darat yang menantang, entah itu dari Palopo ke kampung saya, atau dari Palopo ke Toraja. Dalam benak saya, pengalaman jalur darat saya sudah banyak. Namun, dari informasi teman-teman di Poso jalur Trans Sulawesi dari Poso ke Palu rawan longsor, dan sering buka-tutup jalur. Pada saat Op