'status'. courtesy of ngerumpi.com |
Saat ini, ada banyak hal yang bisa mengganggu prosesi berlangsungnya ibadah yang kudus. Saya sering memperhatikan hal ini ketika mengikuti peribadatan di gedung Gereja atau tempat lain dimana dilangsungkannya ibadah (oikumene). Khusus anak muda atau kalangan pegandrung gatged jenis smartphone. Pada saat ibadah berlangsung, gatged itu tidak lepas dari tangan. Tebak apa yang mereka lakukan dengan gatgednya?, mereka aktif merambah dunia maya - social networking. Apa lagi kalau bukan update status di akun Twitter atau Facebook.com.
Teknologi ada untuk memudahkan manusia melakukan aktivitas namun juga bisa merusak jika digunakan tidak sesaui dengan peruntukannya. Bolehkan disebuat sebagai penyalahgunaan?. Silahkan pembaca sendiri yang menjawabnya. Yang jelas, apa yang saya mau katakan bahwa alangkah indahnya jika teknologi itu digunakan pada tempat dan waktu yang tepat.
Saya juga mau update status seperti itu, tapi masalahnya smartphone saja tak punya. Tapi bukan itu masalah pokoknya, yang jadi masalah adalah mengganggu ketenangan orang yang duduk di samping orang yang sedang memperbarui status tersebut. Kalau manusia saja merasa terganggu ketenangannya, pasti Tuhan juga akan sangat terganggu. Kalau manusia biasa merasa risih, apalagi dengan Tuhan.
Memperbaharui status itu sebenarnya tidak ada yang salah. Yang salah adalah adalah posisi dan waktu seseorang melakukannya. Jika dilakukan di tempat dan waktu yang tidak salah, maka tidak akan ada yang risih. Tuhan pasti tidak akan risih. Jadi bagaimana selanjutnya?. Saya juga tidak tau. Saya pikir lebih enak jika smartphone-smartphone itu dimatikan saja ketika sedang mengikuti ibadah. Semuanya akan aman. Jangan mau digodai iblis untuk menyia-nyiakan waktu berhubungan dengan Tuhan, karena kita tau iblis itu sangat lihai.
Keren gan tulisannya. Ane suka banget!!!! :D
ReplyDeletetrims bung Januar,
ReplyDeletetrism sudah berkunjung ke blog ini.