Ilustrasi. Courtesy of interviewpenguin.com |
Memasuki tahun baru, artinya ada
periode baru yang akan dilalui ke depan. Kita (saya) tidak mengetahui persis
apa yang akan terjadi dalam detik-detik berikut, itu mutlak. Saya jelas tidak
tahu apa yang akan terjadi dalam tahun 2012. Menurut saya, tahun ini penuh
dengan misteri. Banyak orang menggadang-gadang bahwa tahun ini akan terjadi
badai matahari yang bisa menghancurkan isi bumi. Akan terjadi kiamat. Saya
sendiri tidak percaya hal itu. Tapi yang jelas, ada kekhawatiran-kekhawatiran
saya tahun baru 2012 ini. Saya tidak paham mengapa terjadi hal demikian. Yang
menjadi referensi saya satu-satunya adalah karna saya adalah manusia yang tidak
sempurna.
Ada satu pelajaran penting yang
saya dapatkan ketika mengikuti ibadah tahun baru di Jemaat Maindo. Kebetulan
sekali saat itu saya sangat konsern memperhatikan isi khotbah pendeta di atas
mimbar yang dipimpin oleh Pdt. Misel Sanda Luden S.Th. Ibadah yang lain?, tahu
sendiri sajalah, pikiran melayang-layang seperti laying-layang. Dikatakan bahwa
pada saat sesorang membuat sebuah perencanaan, merumuskan hal-hal detil yang
akan dikerjakan kemudian semestinya mengatakan, “Jika Tuhan menghendakinya,
saya akan melakukan ini dan itu.” Perikop yang menjadi perenungan di ambil dari
kitab Yakobus 4: 13-17 berjudul “Jangan Melupakan Tuhan Dalam Perencanaan. Isi
komplitnya seperti ini; “Jadi sekarang,
hai kamu yang barkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di
sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang
kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu
sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu
harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan
itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan
yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat
baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”
Pada kesempatan lain, hal lumrah
yang sering dikatakan berkaitan dengan perikop di atas seperti; insya Allah (bahasa Arab), semoga Tuhan
berkenan (bahasa Indonesia), ke napoelo’
Puang (bahasa Toraja). Ungkapan-ungkapan tersebut bukan hanya sekedar
kata-kata tapi berisi pengakuan akan Kuasa Tuhan yang besar (credo).
Kontras jika seseroang mengatakan
hal lain seperti; mau tidak mau saya akan melakukan ini dan itu, terserah Tuhan
menghendaki atau tidak saya tetap akan melakukan ini dan itu, dan kata-kata
lain yang berkonotasi. Kata-kata tersebut menunjukkan seserang itu angkuh dan
menyangsikan kuasa besar yang dimiliki Tuhan. Saya sendiri bukan orang
perfeksionis, saya kadang menyangsikan kuasa Tuhan itu he he he.
Perikop di atas menjadi pegangan
bari setiap orang jika akan membuat sebuah perencanaan, tak terkecuali
perencanaan sepanjang tahun 2012 nanti. Sebuah pengingat spiritual yang
memberikan pengharapan. Supaya kita (saya) tidak limbung jika akan melalui
waktu-waktu selanjutnya. Sesekali kita idealis dalam konteks spiritual, eh…
maksudnya bukan sesekali... lebih baik sepanjang waktu.
Comments
Post a Comment