Hanya sesaat. Itulah yang saya rasakan ketika menulis catatan ini. Bagi saya, sebagai parameter untuk boleh dikatakan lama tinggal di suatu tempat apalagi Makassar adalah bertahun-tahun atau seterusnya menetap di situ. Tapi apa yang terjadi saat saya menginjakkan kaki di Kota Makassar beberapa waktu lalu. Hanya 6 hari saya tinggal di sana. Padahal, kepala saya sudah banyak berisi rencana-rencana ke depan di Kota Makassar.
Jl. Perintis Kemerdekaan ke arah kota. |
Saya kembali ke Makassar setelah lebih dari setahun saya meninggalkannya. Bulan Januari tahun 2012 saya meninggalkan Kota Makassar dan merantau kembali ke Surabaya. Saat itu saya berfikir bahwa kemanapun saya mencari jalan dan kesempatan untuk meniti masa depan tidak menjadi masalah yang penting saya bisa kembali ke Makassar.
Ketika mulai bekerja, saya di satu sisi senang bisa menunaikan tugas-tugas pekerjaan sambil mengunjungi beberapa daerah yang saya belum pernah datangi sebelumnya, misalnya sampai ke Palangkaraya beberapa bulan yang lalu. Namun tetap saya merasa bahwa semua itu tidaklah lengkap, selalau ada sesuatu yang hilang. Apa yang hilang itu bisa saya dapatkan ketika tinggal di Makassar.
Pantai Losari dilihat dari arah barat. |
Kampanye. |
Itulah pemandangan Makassar yang saya nikmati ketika tinggal di sana selama 6 hari. Semuanya berubah ketika pada tanggal 4 Maret 2013 saya mendapat perintah dari kantor pusat tempat saya bekerja (Tangerang) bahwa saya harus berangkat ke Tangerang pada tanggal 6 Maret 2013. Senang dan sedih mendapat berita itu.
Tanggal 6 Maret 2013 saya sudah meninggalkan Kota Makassar karena untuk sementara saya akan berada di tangerang dengan suatu tugas khusus. Selanjutnya akan berangkat ke Ambon, Maluku jika Tuhan berkehendak pada bulan April 2013.
Hidup ini memang bagian dari dinamika.
Tangerang, !! Maret 2013.
Comments
Post a Comment