Jakarta, when will I fall in love
in you?. Tidak tau, bahkan mungkin sangat susah bagi saya. Ketika saya
diperhadapkan dengan suasana metropolitan Jakarta, satu kata yang muncul dalam
pikiran saya adalah macet. Mungkin butuh waktu yang lama bagi saya untuk
membiasakan diri dengan Jakarta dan menemukan kehidupan yang nyaman. Jika dalam
waktu singkat (hitungan bulan), saya pikir itu tidak mungkin.
Saya tinggal di Jakarta sudah 4
(empat) bulan dan rasanya masih sulit bagi saya untuk menemukan kenyamanan
hati. Entah apa yang kurang. Dulu sekali sewaktu masih kuliah, jika ditanya
sama teman perihal rencana saya mau kerja di mana, saya dengan keceplosan
menjawabnya kalau saya tidak mau bekerja di Jakarta. “Asal jangan di Jakarta”,
jawab saya. Tapi karena keadaan berkata lain, saya diterima kerja di sebuah
perusahaan dan mewajibkan saya menjalani masa Class Room Training dan On Job
Training (OJT) di Jakarta hingga saat ini. Ini tantangan terbesar bagi saya.
Mau tidak mau, saya harus bisa dalam kondisi apapun.
Macet. Ini salah satu stigma yang
paling kuat mempengaruhi paradigm saya tentang Jakarta. Apa mau dikata, itulah
yang terjadi di lapangan. Macet di Jakarta adalah masalah klasik, jika tidak
macet bukan Jakarta namanya. Bukan hanya itu, masih banyak masalah kompleks
lainnya yang ikut menyuramkan wajah Jakarta seperti polusi, intoleransi
masyarakat, kepadatan penduduk, banjir hingga kurangnya area hijau. Satu kata,
ruwet.
Ini pengalaman pribadi, saya
pikir naik bus Transjakarta itu tidak akan terjebak macet karena jalurnya (busway)
sudah dibuat tersendiri dan disterilkan dari kendaraan lain selain bus
transjakarta. Tapi sewaktu saya mulai memakainya, waktu itu perjalanan saya
dari Blok M ke Pejaten, Jakarta Selatan. Waktu menunjukkan pukul 18… WIB dan
merupakan waktu yang sangat padat di jalanan. Karena volume kendaraan sangat
besar dan tidak sebanding dengan kapasitas jalan raya, jadilah
kendaraan-kendaraan tersebut merayap di atas aspal. Untuk selamat dari kubangan
macet, mau tidak mau jalur busway pun diserobot. Bus Transjakarta terperangkap
juga dalam kemacetan.
Jika saya perhatikan, belum ada
moda transportasi massa di Jakarta yang bisa menjamin bebas macet. kereta api
tidak masuk dalam hitungan ini karena jalurnya terbatas dan hanya menghubungkan
titik-titik tertentu di dalam kota. Moda transportasi yang saya maksud adalah
kendaraan taktis yang mendukung mobilitas masyarakat Jakarta di dalam kota.
Meruwat Jakarta adalah tantangan
terbesar bagi Pemda khususnya Gubernur dan wakilnya yang terpilih nanti dalam
Pilkada 11 Juli 2012. Mari kita tunggu realisasi program kerjanya, bukan
ternina bobok dengan janji politik.
Salam dari Jakarta…….!!
Pejaten, Jakarta Selatan.
3 Juli 2012
Comments
Post a Comment