Saya hanyalah seorang biasa, tak lebih hebat dari orang lain. Pandangan orang lain terkadang justru lebih objektif jika akan menggambarkan siapa saya sebenarnya. Berjuang dalam kehidupan, menjadi pelayan hidup, itulah yang saya lakukan. Hidup itu sangat berharga sehingga kita semua perlu menghormatinya. Ya, manusia biasa yang mencintai kehidupan.
Lahir, tumbuh dan berkembang hingga memasuki masa-masa remaja di daerah Bastem, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Daerah yang jauh dari perhatian publik, jauh dari hingar-bingar keramaian metropolitan.
Melanjutkan sekolah di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Banyak pelajaran hidup saya timba ketika belajar di Salatiga. Mulai dari pengetahuan akademis, non akademis, persabahatan, pertemanan hingga cinta. Cinta akan kehidupan. Dengan cinta, marilah kita menghargai kehidupan ini. Kalau perlu, jadilah pejuang yang mendeklarasikan kecintaan kepada kehidupan.
Saya sangat mencintai alam terlebih lagi jika alamnya masih perawan dengan kesegarannya yang merona. Kesegaran yang terpacar dari alam sekitar mampu menghadirkan kedamaian. Kedamaian hati bagi manusia. Siapa yang tak gentar menghadapi alam yang marah?. Ketika semuanya hidup berdampingan, akan terciptalah keharmonisan. Alam sekitar adalah tempat kita berpijak dam menyediakan kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, marilah kita semua menjadi bagian berharga di mana kita berpijak. Berharga bagi orang lain karena kita saling menghormati dan juga berharga bagi alam sekitar karena ktia mencintai mereka.
Saya juga mencintai Indonesia dengan berjuta keragamannya. Ingin rasanya menjelajah seluruh eksotisme Indonesia. Saya mencintai budayanya serta kearifan lokalnya.
Salam., satu untuk seluruhnya.
(Parman Pasanje)
Lahir, tumbuh dan berkembang hingga memasuki masa-masa remaja di daerah Bastem, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Daerah yang jauh dari perhatian publik, jauh dari hingar-bingar keramaian metropolitan.
Melanjutkan sekolah di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Banyak pelajaran hidup saya timba ketika belajar di Salatiga. Mulai dari pengetahuan akademis, non akademis, persabahatan, pertemanan hingga cinta. Cinta akan kehidupan. Dengan cinta, marilah kita menghargai kehidupan ini. Kalau perlu, jadilah pejuang yang mendeklarasikan kecintaan kepada kehidupan.
Saya sangat mencintai alam terlebih lagi jika alamnya masih perawan dengan kesegarannya yang merona. Kesegaran yang terpacar dari alam sekitar mampu menghadirkan kedamaian. Kedamaian hati bagi manusia. Siapa yang tak gentar menghadapi alam yang marah?. Ketika semuanya hidup berdampingan, akan terciptalah keharmonisan. Alam sekitar adalah tempat kita berpijak dam menyediakan kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, marilah kita semua menjadi bagian berharga di mana kita berpijak. Berharga bagi orang lain karena kita saling menghormati dan juga berharga bagi alam sekitar karena ktia mencintai mereka.
Saya juga mencintai Indonesia dengan berjuta keragamannya. Ingin rasanya menjelajah seluruh eksotisme Indonesia. Saya mencintai budayanya serta kearifan lokalnya.
(Parman Pasanje)